Sengefans-ngefansnya aku sama
film-film Pixar, nggak pernah aku kelabakan nyari filmnya kayak waktu nonton
The Hobbit. Sengefans-ngefansnya aku sama The Hobbit, nggak sampai aku
bela-belain nonton filmnya ke bioskop. Tapi demi Fast and Furious 6 aka Fast
Six, aku rela pergi ke Rajawali sendirian dan nonton film ini di hari kedua
pemutarannya.
Fast Six masih melanjutkan cerita
Fast Five pasca Dominic Toretto (Vin Diesel) dan komplotannya berhasil mencuri
uang senilai seratus juta dollar dari seorang milyuner asal Brazil. Namun Dom
dan kawan-kawannya tidak juga merasa tenang karena mereka masih berstatus
sebagai buronan. Kisah terbangun saat agen FBI Luke Hobbs (Dwayne Johnson) yang
awalnya gencar memburu komplotan Dom tiba-tiba meminta bantuan mereka. FBI kini
tengah melacak sekumpulan mafia jalanan pimpinan Owen Shaw (Luke Evans). Mereka
tidak hanya terdiri dari pembalap-pembalap liar tapi juga pembunuh dan penjahat
tak kenal ampun. Hobbs menjanjikan pengampunan atas tindak pencurian Dom dan
kawan-kawannya jika mereka mampu menangkap Shaw. Cerita ini menjadi semakin
gereget karena mantan pacar Dom yang dikiranya sudah meninggal, Letty Ortiz
(Michelle Rodriguez), ternyata masih hidup dan bekerja sebagai anak buah Shaw.
Di installement keenam ini, kita
akan lebih banyak menyaksikan pertempuran mobil vs mobil, bahkan mobil vs tank
dan mobil vs pesawat. Which is really cool and epic. Tyrese Gibson sebagai
Roman menyumbang banyak adegan mengundang tawa. Vin Diesel dan Dwayne Johnson
pun bermain apik seperti biasa; tak perlu dialog-dialog panjang, cukup ucapan
singkat disertai adu otot bisep. Kredit khusus untuk Joe Taslim—walau sepanjang
film namanya hanya disebut sekali oleh Owen Shaw—tapi memiliki porsi yang cukup
untuk membuat penonton menyadari kehadirannya sebagai aktor asal Indonesia.
Hanya saja, dari segi, plot, film
balap ini mengalami sedikit kemunduran.
Tidak seperti Fast Five yang
ditutup dengan twist ending yang mengejutkan, Fast Six cenderung berjalan datar
dan sedikit mudah ditebak. Endingnya pun tipikal film Amerika banget dimana si
tokoh protagonis yang diduga sudah tewas ternyata masih hidup (lengkap dengan
adegan heroik juga dong). Sementara tokoh antagonis baru untuk film selanjutnya
dikenalkan di post-credit film, membuatnya memiliki ending nggantung dan bikin
penonton geregetan. Strategi bagus sih sebenernya karena Fast Seven dijadwalkan
rilis Juli 2014 mendatang.
Satu lagi yang aku rasa kurang
dari film ini adalah pengembangan karakter villainnya. Jah yang diperankan Joe
Taslim, misalnya, dideskripsikan sebagai seorang “cold-blooded killer” tapi di
filmnya dia lebih terkesan sweet instead of a cold-blooded image. Adegan berantemnya
dengan Han dan Tej juga nggak se-wah yang digembar-gemborkan, masih lebih keren
baku hantam antara Letty vs Riley. Selain itu sih akting Joe bisa dibilang
keren untuk ukuran aktor yang baru lima kali main film, termasuk Fast Six ini.
Satu lagi. Adegan ketika Shaw
ngobrol bareng Dom juga terkesan terlalu dipaksakan ada (walau mungkin adegan
itu lebih ditujukan sebagai hint untuk Fast Seven tahun depan dan nggak terlalu
ngaruh dengan jalan cerita film ini).
Ini bakal jadi PR buat James Wan,
sutradara selanjutnya. Ia harus bisa mengembangkan cerita Fast Seven di luar
ekspetasi penonton dengan villain baru dan minus dua orang protagonis yang
nggak bakal nongol lagi sampai sekuel-sekuel mendatang. Dengan aktor sekelas
Jason Statham sebagai Ian Shaw—kakak Owen Shaw—harusnya sih Fast Seven bisa
lebih dari sekedar kisah balas dendam seorang kakak.
Overall, Fast Six memang bukan
film jelek. Lepas dari plotnya yang rada maksa, eksekusi karakter villain yang
kurang berhasil dan beberapa adegan yang terkesan mission impossible (itu kata
cowok yang nonton depanku), film ini masih worth watching, kok. Banyak adegan
aksi keren dan humor kocak yang nggak bikin ngantuk nonton. Tapi kalau
dicompare dengan Fast Five yang sampai sekarang merupakan seri Fast and Furious
favoritku, Fast Six masih berada dibawahnya. Singkatnya nih, yang paling
memorable dari Fast Five adalah twist endingnya sementara yang paling memorable
dari Fast Six adalah adegan ketika Hobbs “mentraktir” Roman dengan cara
menembak mesin minuman.
So, dari rentang 1-10, aku kasih
7.5 untuk Fast and Furious 6.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar