Film
keluarga memang tidak harus menceritakan tentang keluarga. Tapi aku pribadi
memberikan nilai lebih untuk family-themed movies yang mengetengahkan masalah
dalam keluarga (biasanya perbedaan pandangan antara anak dan orangtua) atau
kisah sebuah keluarga yang menemukan makna keluarga sesungguhnya setelah
melalui sebuah petualangan bersama. Berikut 5 film animasi family-themed
terbaik versiku, diurutkan berdasarkan abjad.
BRAVE
(Pixar, 2012)
Brave
mengajak kita untuk mengenal sosok Merida, putri pertama dari klan Dunbroch di
Skotlandia. Tapi, jangan bayangkan Merida adalah sesosok putri yang anggun,
lemah lembut dan suka mengenakan gaun-gaun cantik. Ia lebih mirip sang ayah,
Raja Fergus, yang berkelakuan barbar layaknya kebanyakan orang Viking.
Alih-alih lemah lembut, Merida justru menyukai kegiatan berkuda menyusuri hutan
sambil mengasah kemampuan memanahnya, bahkan memanjat tebing curam. Rambutnya
awut-awutan dan kelakuannya jauh dari sopan santun.
Hal
inilah yang membuat sang ibu, Ratu Elinor, gemas dan berusaha mengajari Merida
untuk berkelakuan layaknya seorang putri. Perseteruan di antara keduanya kian
memanas saat Merida diharuskan memilih salah satu dari ketiga putra pertama
kepala suku lainnya untuk dijadikan suami, yang merupakan tradisi turun temurun
di klan Dunbroch.
Merasa
tidak cocok dengan tradisi itu, Merida dengan sengaja membuat kekacauan saat
acara berlangsung. Pertengkaran hebat pun terjadi antara dirinya dan Ratu
Elinor yang berujung pada kaburnya Merida dari istana menuju hutan.
Di
tengah hutan, Merida secara tidak sengaja menemukan pondok penyihir. Menyadari
kekuatan sihir yang dimiliki penyihir itu, Merida segera meminta mantra untuk
mengubah ibunya, supaya takdirnya bisa ikut berubah.
Well,
mantra yang diminta Merida adalah supaya sang ibu mau merubah keputusannya
mengenai pernikahan, namun mantra dari sang penyihir justru merubah Ratu Elinor
menjadi seekor beruang besar! Merida harus melarikan ibunya ke hutan dan
mencari cara supaya mantra itu bisa dipatahkan, disaat sang ayah berusaha
memburu si beruang besar yang dikiranya telah membunuh Elinor.
Drama
keluarga yang terjadi disini adalah antara Merida dan sang ibu, Ratu Elinor. Di
satu sisi, ibunya ingin Merida menjadi seorang putri yang anggun dan mematuhi
tata krama, namun Merida lebih menyukai kebebasan, tidak mau terkekang aturan.
Drama ini memuncak di akhir film, saat Merida menangis sambil memeluk sang ibu
yang berwujud beruang, takut kalau ibunya tidak bisa berubah normal kembali. “Aku salah, kau selalu ada untukku…”
padahal di awal-awal Merida sempat mengatakan, “kau tidak pernah ada untukku!” Siapkan tissu untuk ending yang
sangat menyedihkan ini.
CLOUDY
WITH A CHANCE OF MEATBALL (Sony Pictures, 2010)
Flint
Lockwood adalah seorang pemuda yang sejak kecil bercita-cita besar untuk
menjadi seorang penemu. Walau pernah ditertawakan teman-temannya lantaran
penemuan sepatu semprot bikinannya, hal ini tidak membuat semangat Flint patah.
Menjelang dewasa, ia makin sering membuat penemuan-penemuan baru, walau semua
penemuannya berakhir dengan kegagalan, dan membuatnya semakin menjadi bahan
tertawaan seisi kota.
Oh
ya, Flint tinggal di Swallow Falls, kota kecil yang letaknya tersembunyi di
Samudra Atlantik. Warganya sudah sangat terbiasa memakan sarden, karena memang
hanya itu makanan yang bisa mereka dapatkan di Swallow Falls.
Nah,
karena kebiasaan makan sarden yang sudah sangat sangat membosankan inilah,
Flint berusaha membuat sebuah alat yang bisa mengubah air menjadi makanan apa
saja sesuai keinginan. Sial, alat yang sudah hampir berhasil ini justru
mengakibatkan kekacauan di tengah kota saat Flint akan menguji cobanya. Seisi
kota nyaris hancur, sementara alat itu sendiri terbang membubung ke langit.
Eitss,
cerita tidak berakhir sampai disini! Alat yang menghilang di langit tersebut
ternyata benar-benar bisa bekerja! Sesaat setelah kekacauan besar di kota,
terjadilah hujan hamburger keju! Flint yang tadinya dijadikan bahan tertawaan
dan cacian seisi kota, kini berbalik menjadi pahlawan karena berhasil
menyajikan makanan selain sarden.
Segera,
Flint mendapat banyak orderan dari warga kota untuk menciptakan hujan makanan
lainnya. Namun, seperti kata pepatah, segala sesuatu yang berlebihan itu pasti
tidak baik. Karena terlalu banyak menghasilkan hujan makanan, alat ciptaan
Flint tersebut bermutasi dan makanan-makanan yang turun ke Swallow Falls
menjadi sangat besar ukurannya! Yah, bayangkan saja timun sebesar guling, buah
ceri sebesar bola basket dan roti tawar sebesar kasur!
Hanya
ada satu solusi: alat itu harus dihentikan. SECEPATNYA.
CWACOM
tidak hanya menyajikan pemandangan hujan makanan serta petualangan Flint saat
berusaha menghentikan hujan makanan yang terjadi. Kita juga diajak mendalami
drama antara Flint dan sang ayah, Tim Lockwood, yang sejak awal menjadi
satu-satunya orang yang tidak setuju dengan konsep hujan makanan ciptaan Flint.
Ia mengatakan bahwa hujan makanan bukanlah sesuatu yang alami, dan lebih
memilih untuk menjalankan bisnis toko alat-alat pancing yang kian sepi sejak alat
Flint bekerja. Sama seperti Brave, drama ini juga memuncak di akhir film, saat
sang ayah mengungkapkan isi hatinya kepada Flint. Dijamin lebih sedih dari
Brave :’)
FINDING
NEMO (Pixar, 2004)
Kalian
pasti tau film ini, kan? PASTI tau, kaaaaaan??? (maksa)
Film
dibuka dengan sepasang ikan badut, Marlin dan Coral, yang tengah menantikan
ratusan telur mereka menetas. Naas, seekor barakuda datang dan memangsa Coral
serta semua telur-telurnya. Upss, ternyata tidak semua! Sebutir telur tersisa,
dan Marlin segera memungutnya, menamainya Nemo. Trauma akan masa lalu Coral dan
semua telur yang dimangsa barakuda membuat Marlin sangat overprotektif terhadap
Nemo. Terutama pada hari pertama sekolah (iya, ikan bersekolah di film ini),
Marlin membuat Nemo malu karena ia terlihat lemah di mata teman-teman barunya.
Nemo
pun mencoba membuktikan pada sang ayah bahwa ia tidak perlu penjagaan. Sial,
seorang penyelam tiba-tiba datang dan membawa Nemo pergi. Panik, Marlin
bergegas menyusul kapal yang dinaiki si penyelam. Namun kapal itu sudah berlalu
pergi, meninggalkan Marlin jauh di belakang.
Dimulailah
perjalanan panjang Marlin untuk menemukan anak satu-satunya itu. Perjalanan
yang kelak membuat Marlin mengerti seberapa kuat daya tahan Nemo dan membuat
Nemo sadar betapa besar rasa cinta sang ayah padanya.
Film
ini menunjukkan bahwa orangtua akan melakukan apapun demi anak-anaknya, bahkan
jika sang anak membangkang padanya. Tidak salah rasanya jika Finding Nemo
dianggap sebagai salah satu film keluarga terbaik yang ‘aman’ ditonton tanpa
harus men-skip adegan-adegan tertentu yang dinilai kurang layak. Jika Merida
dalam Brave di awal film sempat mengatakan “kau
tidak pernah ada untukku!” namun akhirnya di akhir film dia mengakui “aku salah, kau selalu ada untukku…”,
maka di Finding Nemo ini, walau Nemo sempat berkata “aku benci padamu” tapi toh mendekati ending dia akhirnya berucap “Ayah, aku tidak benci padamu…”. It’s
such a simply touching movie…
HOW
TO TRAIN YOUR DRAGON (DreamWorks, 2010)
HTTYD
mungkin adalah film animasi dengan judul terpanjang kedua setelah CWACOM. Sama
seperti CWACOM, film ini juga diangkat dari novel berjudul sama. Hmm, sedikit
menyinggung novelnya nih, tim penulis naskah HTTYD tampaknya berjuang keras
supaya novel anak-anak itu bisa diangkat menjadi film yang layak konsumsi semua
umur. Terbukti dari perubahan-perubahan yang cukup drastis—banyaknya tokoh yang
dibuang dan tokoh tambahan yang tiba-tiba menyembul menjadi salah satu tokoh
penting, serta perubahan besar-besaran dari segi jalan cerita. Bisa dibilang
kalau DreamWorks hanya mengambil nama tokoh dan setting tempat, sementara jalan
cerita sepenuhnya baru. Di satu sisi langkah ekstrim ini patut diacungi jempol
karena berhasil membuat filmnya jauh lebih mengesankan daripada bukunya, tapi
akan sangat mengurangi excitement para penonton yang terlebih dahulu lekat
dengan versi cetaknya.
Back
to topic. Tokoh utama dari film ini adalah Hiccup, seorang anak Viking yang
sangat tidak Viking. Badannya kurus kering, berbeda dengan Viking kebanyakan
yang kekar berotot. Ia juga tidak pandai bertarung, padahal Pulau Berk
tempatnya tinggal sering diganggu naga-naga yang suka mencuri ternak. Suatu
hari saat kawanan naga datang menyerang, Hiccup keluar rumah dan mencoba alat
penangkap naga buatannya. Tak disangka alat itu berhasil, walau setelahnya
seekor naga menyerang Hiccup dan membuat kekacauan besar di Berk.
Keesokan
harinya, Hiccup memeriksa tempat dimana sang naga kemungkinan jatuh semalam.
Bukan main girangnya Hiccup saat menemukan seekor Night Fury, jenis naga paling
menakutkan, terikat tali dari alat penangkap naganya. Namun rupanya Hiccup
tidak punya cukup keberanian untuk membunuh si naga. Dia justru melepaskan
ikatan tali di tubuh naga itu dan membiarkannya pergi.
Namun,
naga itu ternyata tidak bisa terbang karena separuh ekornya robek. Bukannya
takut, Hiccup malah berusaha berteman dengan naga yang dinamainya Toothless
itu. Ia memberinya makan, membuatkan ekor buatan supaya Toothless bisa terbang,
bahkan belajar menungganginya. Semakin dekat Hiccup dengan Toothless, semakin
ia sadar bahwa naga ternyata tidak seburuk perkiraan orang-orang Viking di
Berk. Namun kesadaran itu datang hampir terlambat saat ayah Hiccup dan seluruh
warga Berk berusaha memburu naga ke sarangnya, berhadapan dengan naga raksasa
seukuran monster.
Sama
seperti CWACOM dan Finding Nemo, drama keluarga disini terbangun antara Hiccup
dan sang ayah yang juga kepala suku Viking, Stoick the Vast. Bisa dibayangkan
nggak sih, kepala suku adalah sesosok pria Viking tinggi besar, kekar berotot,
jago bertarung dengan naga dan tidak kenal takut. Sementara anak laki-lakinya
cungkring dan ceroboh. Stoick sering kesal karena Hiccup selalu membuat
keributan jika dia keluar rumah tiap kali ada serangan naga. “Everytime you step outside, disaster
falls!” Stoick juga pesimis jika Hiccup mampu membunuh naga.
Adegan
sedih-sedihnya dari drama keluarga ini adalah ketika Stoick memegang tangan
Hiccup, dan dengan wajah penuh penyesalan berkata “I-I’m sorry, f-for everything…I’m proud to call you my son…”
padahal awalnya dia sangat menyangsikan kemampuan Hiccup. Highly recommended
family and action themed movie!
THE
INCREDIBLES (Pixar, 2002)
This
is the other side of friendship you’ve never read before, eh salah, this is the
other side of superheroes you’ve never seen before :p
Bob
Parr, adalah seorang superhero yang memutuskan pensiun menjadi superhero dan
menjalani kehidupan normal sebagai pekerja kantoran. Ia menikah dengan
superhero juga, Elastigirl dan memiliki 3 anak yang sama-sama memiliki
kemampuan super—Violet, bisa menghilang; Dash, bisa berlari super cepat dan
Jack Jack, bisa berubah wujud.
Niat
Bob untuk pensiun goyah saat ia menerima pesan misterius yang berisi tawaran
pekerjaan menjadi superhero lagi. Demi tawaran ini, ia rela membuat kostum
superhero baru dan sering berlatih fitness untuk memperbaiki bentuk badannya
yang tidak lagi sekekar dulu. Lama kelamaan rencana Bob tercium sang istri.
Bersama Violet dan Dash, Elastigirl pun pergi menyusul Bob yang sedang berada
dalam perangkap musuh.
Tidak
salah rasanya jika salah satu postingan di 9Gag mengatakan kalau pesan utama
film ini adalah “family, more than
everything, makes this life worth living”. Keluarga, lebih dari segalanya,
membuat hidup ini layak untuk dijalani. Karena keluarga ada sebagai tempat kita
berlindung, tempat kita belajar tentang berbagai hal, tempat kita menemukan
cinta…Aku suka bagaimana Pixar mengisahkan cerita keluarga ini tanpa menyimpang
dari kisah superheronya. Bosan dengan film superhero yang itu-itu saja? Tonton
The Incredibles!!