Entah ini cuman perasaanku saja
atau memang benar belakangan ini Hollywood
seperti punya tren njiplak, yah??
Sejak The Batman Begins rilis
sebagai reboot alias prekuel Batman, tiba-tiba muncul The Amazing Spiderman,
X-Men First Class, Superman Return hingga Monsters University .
Production house lain berlomba-lomba mengeluarkan film-film prekuel dari
franchise yang sebelumnya sempat melegenda.
Belum habis tren prekuel, lalu
muncul tren “pecah dua”. Tren ini berlaku sejak rilisnya Harry Potter and the
Deathly Hallows. Walaupun novel terakhir ini hanya terdiri dari satu jilid
namun Warner Bros memutuskan untuk memecahnya menjadi dua bagian. Segera
setelah perilisannya, muncul kabar kalau Breaking Dawn dan Mockingjay juga akan
dipecah menjadi dua bagian.
Kemudian, ada lagi tren trilogi.
Yeah, trilogi memang bukan hal baru sih. Tapi belakangan ini banyak loh
film-film Hollywood yang direncanakan akan
rilis dalam bentuk trilogi. Sebut saja The Amazing Spiderman, X-Men First Class
hingga On Stranger Tides yang “katanya” juga akan menjadi awal dari sebuah
trilogi baru. Jangan lupakan pula The Hobbit!
Lalu, tren apa lagi? Sejauh ini
sih aku melihat ada satu tren lagi. Yaitu tren menggabung-gabungkan beberapa
tokoh fiksi dari film-film berbeda di bawah judul yang sama. Pasti tau The
Avengers, kan ?
Marvel berhasil mempertemukan Black Widow, Iron Man, Thor, Captain America dan
Hulk untuk berpetualang bersama mengalahkan Loki. Film terlaris sepanjang 2012
ini nampaknya sukses mempengaruhi DreamWorks Animation dan Sony Pictures untuk
membuat versi animasinya. Bukan cuman aku aja kan yang berpendapat kalau Rise of the
Guardians tampak seperti versi kartun The Avengers? Belum lagi perpaduan antara
Count Dracula, Frankenstein, Werewolf dan berbagai macam monster lainnya dalam
Hotel Transylvania.
Oke, back to topic.
Rise of the Guardians menceritakan
tentang sekumpulan makhluk dongeng seperti Santa Claus (dalam film dia
dipanggil North), Peri Gigi, Sandman dan Easter Bunny yang berkumpul karena
North mencium adanya bahanya. Pitch, makhluk dongeng yang jahat, kembali datang
dan ingin menyedot kebahagiaan anak-anak sehingga mereka tidak akan percaya
lagi pada North dan kawan-kawannya. Jika itu sampai terjadi, maka North dkk akan
kehilangan kemampuannya, karena kekuatan mereka bergantung pada rasa percaya
anak-anak.
Disinilah, takdir memilih satu
pahlawan lagi untuk membantu mereka melawan Pitch.
Diluar dugaan, “pahlawan” baru yang
terpilih adalah Jack Frost yang selama ini dikenal bandel dan suka menjahili
anak-anak, instead of melindungi mereka. Belum lagi Jack Frost pernah
bermasalah dengan Easter Bunny pada masa lalu. Namun karena ini sudah takdir,
maka Jack Frost pun dibawa ke hadapan North dan dimintai bantuan untuk melawan
Pitch.
Jack Frost awalnya menolak. Tapi,
Jack yang penasaran akan masa lalunya, mengetahui bahwa jika ia bisa
mengalahkan Pitch maka ia akan diberi ingatan mengenai masa lalunya. Jack pun
sepakat untuk bergabung melawan Pitch.
Mampukah gabungan para pahlawan
ini bersatu mengalahkan Pitch dan mengembalikan rasa percaya anak-anak pada
mereka? Saksikan selengkapnya dalam Rise of the Guardians.
Apa ini cuman perasaanku saja atau
memang DreamWorks SELALU setengah-setengah dalam membuat film? Animasinya memang
bagus dan lembut, tapi hanya untuk karakter Jack Frost saja (mengingat dia
adalah pemeran utama). Karakter lain tampak tidak diberi kesempatan oleh kru
animator untuk tampil cemerlang dalam balutan animasi yang sama-sama lembut dan
bagusnya. Apakah karakter North dieksplor seperti Ralph dalam Wreck-it-Ralph?
Engga. Apakah bulu-bulu di badan Easter Bunny dikembangkan seperti Sully dalam
Monsters Inc? Engga. Apakah Pitch, Sandman, Peri Gigi…ah, engga juga. Hanya
karakter Jack Frost yang bersinar dan memukau sepanjang film.
Belum lagi masalah keterkaitan
emosi antar tokoh. Hal ini tampak tidak dibangun secara sempurna. Kedekatan
North dengan Peri Gigi dan Sandman, sampai perselisihan antara Easter Bunny dan
Jack Frost nyaris tidak terasa. Mereka lebih seperti sekumpulan pahlawan yang
kebetulan bertemu lalu jalan bareng, bukannya sekumpulan pahlawan yang berteman
erat dan bekerja sama melawan musuh.
Lalu, masalah plot. Sudah
dijelaskan kan
tadi di awal kalau alur cerita film ini mirip The Avengers. Jika Marvel
berhasil mempertemukan Black Widow, Iron Man, Thor, Captain America dan
Hulk untuk melawan Loki maka DreamWorks juga melakukan hal serupa pada Rise of
the Guardians. Beberapa pahlawan dari dongeng berbeda disatukan untuk melawan
musuh yang sama. Jadi, bisa dibilang kalau ide film ini tidak original.
Overall sih nggak jelek-jelek
amat. Ini DreamWorks. Mereka lebih mengutamakan dubber-dubber keren untuk
mendongkrak penjualan daripada bergantung pada jalan ceritanya sendiri (apa
kabar Hugh Jackman dan Jude Law?). Adegan aksi di beberapa bagian film memang
cukup memorable, tapi sayang tidak bisa digunakan untuk menyelamatkan film ini
secara keseluruhan. Belum lagi endingnya yang terkesan terlalu terburu-buru
ingin cepat selesai, padahal DreamWorks punya banyak cara untuk mengakhiri film
ini tanpa harus memaksakan diri.
Yeah…so, nilai plus-ku untuk film
ini hanya berlaku untuk visualisasinya yang keren. Selebihnya, maaf, masih
banyak yang lebih baik. 7,2/10.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar