Rabu, 24 April 2013

RISE OF THE GUARDIANS – “The Avengers” Versi Kartun


Entah ini cuman perasaanku saja atau memang benar belakangan ini Hollywood seperti punya tren njiplak, yah??


Sejak The Batman Begins rilis sebagai reboot alias prekuel Batman, tiba-tiba muncul The Amazing Spiderman, X-Men First Class, Superman Return hingga Monsters University. Production house lain berlomba-lomba mengeluarkan film-film prekuel dari franchise yang sebelumnya sempat melegenda.


Belum habis tren prekuel, lalu muncul tren “pecah dua”. Tren ini berlaku sejak rilisnya Harry Potter and the Deathly Hallows. Walaupun novel terakhir ini hanya terdiri dari satu jilid namun Warner Bros memutuskan untuk memecahnya menjadi dua bagian. Segera setelah perilisannya, muncul kabar kalau Breaking Dawn dan Mockingjay juga akan dipecah menjadi dua bagian.


Kemudian, ada lagi tren trilogi. Yeah, trilogi memang bukan hal baru sih. Tapi belakangan ini banyak loh film-film Hollywood yang direncanakan akan rilis dalam bentuk trilogi. Sebut saja The Amazing Spiderman, X-Men First Class hingga On Stranger Tides yang “katanya” juga akan menjadi awal dari sebuah trilogi baru. Jangan lupakan pula The Hobbit!


Lalu, tren apa lagi? Sejauh ini sih aku melihat ada satu tren lagi. Yaitu tren menggabung-gabungkan beberapa tokoh fiksi dari film-film berbeda di bawah judul yang sama. Pasti tau The Avengers, kan? Marvel berhasil mempertemukan Black Widow, Iron Man, Thor, Captain America dan Hulk untuk berpetualang bersama mengalahkan Loki. Film terlaris sepanjang 2012 ini nampaknya sukses mempengaruhi DreamWorks Animation dan Sony Pictures untuk membuat versi animasinya. Bukan cuman aku aja kan yang berpendapat kalau Rise of the Guardians tampak seperti versi kartun The Avengers? Belum lagi perpaduan antara Count Dracula, Frankenstein, Werewolf dan berbagai macam monster lainnya dalam Hotel Transylvania.


Oke, back to topic. 


Rise of the Guardians menceritakan tentang sekumpulan makhluk dongeng seperti Santa Claus (dalam film dia dipanggil North), Peri Gigi, Sandman dan Easter Bunny yang berkumpul karena North mencium adanya bahanya. Pitch, makhluk dongeng yang jahat, kembali datang dan ingin menyedot kebahagiaan anak-anak sehingga mereka tidak akan percaya lagi pada North dan kawan-kawannya. Jika itu sampai terjadi, maka North dkk akan kehilangan kemampuannya, karena kekuatan mereka bergantung pada rasa percaya anak-anak.


Disinilah, takdir memilih satu pahlawan lagi untuk membantu mereka melawan Pitch.


Diluar dugaan, “pahlawan” baru yang terpilih adalah Jack Frost yang selama ini dikenal bandel dan suka menjahili anak-anak, instead of melindungi mereka. Belum lagi Jack Frost pernah bermasalah dengan Easter Bunny pada masa lalu. Namun karena ini sudah takdir, maka Jack Frost pun dibawa ke hadapan North dan dimintai bantuan untuk melawan Pitch.


Jack Frost awalnya menolak. Tapi, Jack yang penasaran akan masa lalunya, mengetahui bahwa jika ia bisa mengalahkan Pitch maka ia akan diberi ingatan mengenai masa lalunya. Jack pun sepakat untuk bergabung melawan Pitch.


Mampukah gabungan para pahlawan ini bersatu mengalahkan Pitch dan mengembalikan rasa percaya anak-anak pada mereka? Saksikan selengkapnya dalam Rise of the Guardians.



Apa ini cuman perasaanku saja atau memang DreamWorks SELALU setengah-setengah dalam membuat film? Animasinya memang bagus dan lembut, tapi hanya untuk karakter Jack Frost saja (mengingat dia adalah pemeran utama). Karakter lain tampak tidak diberi kesempatan oleh kru animator untuk tampil cemerlang dalam balutan animasi yang sama-sama lembut dan bagusnya. Apakah karakter North dieksplor seperti Ralph dalam Wreck-it-Ralph? Engga. Apakah bulu-bulu di badan Easter Bunny dikembangkan seperti Sully dalam Monsters Inc? Engga. Apakah Pitch, Sandman, Peri Gigi…ah, engga juga. Hanya karakter Jack Frost yang bersinar dan memukau sepanjang film.


Belum lagi masalah keterkaitan emosi antar tokoh. Hal ini tampak tidak dibangun secara sempurna. Kedekatan North dengan Peri Gigi dan Sandman, sampai perselisihan antara Easter Bunny dan Jack Frost nyaris tidak terasa. Mereka lebih seperti sekumpulan pahlawan yang kebetulan bertemu lalu jalan bareng, bukannya sekumpulan pahlawan yang berteman erat dan bekerja sama melawan musuh.


Lalu, masalah plot. Sudah dijelaskan kan tadi di awal kalau alur cerita film ini mirip The Avengers. Jika Marvel berhasil mempertemukan Black Widow, Iron Man, Thor, Captain America dan Hulk untuk melawan Loki maka DreamWorks juga melakukan hal serupa pada Rise of the Guardians. Beberapa pahlawan dari dongeng berbeda disatukan untuk melawan musuh yang sama. Jadi, bisa dibilang kalau ide film ini tidak original.




Overall sih nggak jelek-jelek amat. Ini DreamWorks. Mereka lebih mengutamakan dubber-dubber keren untuk mendongkrak penjualan daripada bergantung pada jalan ceritanya sendiri (apa kabar Hugh Jackman dan Jude Law?). Adegan aksi di beberapa bagian film memang cukup memorable, tapi sayang tidak bisa digunakan untuk menyelamatkan film ini secara keseluruhan. Belum lagi endingnya yang terkesan terlalu terburu-buru ingin cepat selesai, padahal DreamWorks punya banyak cara untuk mengakhiri film ini tanpa harus memaksakan diri.



Yeah…so, nilai plus-ku untuk film ini hanya berlaku untuk visualisasinya yang keren. Selebihnya, maaf, masih banyak yang lebih baik. 7,2/10.
 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar