Rabu, 24 April 2013

HOTEL TRANSYLVANIA – Too Much Repetition!


“Kupikir, hal paling menyedihkan di dunia ini adalah ketika melihatmu pergi. Tapi ternyata, hal paling menyedihkan di dunia ini adalah ketika melihatmu tidak bahagia.” [Count Dracula]




Count Dracula adalah seorang dracula yang sangat mencintai putri semata wayangnya, Mavis. Saking cintanya, Drac sampai membangun sebuah puri mewah supaya Mavis bisa tinggal di dalamnya dan tidak akan diketahui keberadaannya oleh para manusia. Puri mewah itu juga bisa digunakan sebagai tempat singgah para monster dan hantu lain. Drac menyebutnya Hotel Transylvania.


Ratusan tahun telah berlalu sejak pembangunan Hotel Transylvania selesai. Kini Mavis berusia 118 tahun dan Drac ingin mengadakan pesta ulang tahun yang sangat berkesan untuk Mavis. Ia mengundang banyak teman-teman monster dan hantu lain ke hotelnya. Di usia ini juga, Drac berjanji akan membiarkan Mavis keluar hotel untuk melihat manusia dari dekat. Mavis sangat senang karena ini adalah kali pertamanya ia keluar hotel.


Namun, tanpa sepengetahuan Mavis, semua manusia dan desa yang dilihatnya sebenarnya hanyalah rekaan saja. Drac membayar banyak zombie untuk berpura-pura menjadi manusia dan membangun desa palsu. Hal ini supaya Mavis tidak lagi dekat-dekat dengan manusia. Drac sangat menjaga Mavis dari manusia karena menurutnya manusia adalah “the real monster”. Manusia jugalah yang dulu telah membunuh Martha, istri Drac, ketika Mavis masih bayi.


Rencana Drac nyaris berhasil. Mavis tidak menyukai manusia dan tidak akan berusaha untuk mendekati mereka lagi. Tapi, di luar dugaan, seorang anak manusia bernama Jonathan menyelinap masuk ke dalam Hotel Transylvania! Drac berusaha sebisa mungkin mengusir Jonathan dari Hotel dan menjauhkannya dari Mavis. Namun apa daya, Mavis telah jatuh cinta pada Jonathan…



Film ini bergenre drama keluarga, tidak terlalu banyak membutuhkan adegan aksi berlebihan. Tapi sayangnya, Sony Pictures tampaknya menerapkan strategi yang salah untuk Hotel Transylvania.


Ada terlalu banyak adegan aksi dan humor yang dibikin terlalu berlebihan. Memang sih adegan-adegan itu sukses bikin ngakak, tapi sayang beberapa diantaranya sama sekali tidak mendukung jalan cerita, cenderung hanya sebagai pemanis saja. Sony tampaknya kurang percaya diri dengan jalan cerita Hotel Transylvania (yang sebenarnya sudah bagus) sehingga mereka menambahkan terlalu banyak repetisi yang pada akhirnya justru menenggelamkan jalan ceritanya. Aku sendiri lebih menikmati aksi-aksi dan humor-humor kocak dalam Hotel Transylvania daripada jalan ceritanya sendiri.


Iya sih, film ini lucu dan menghibur. Cocoknya ditonton untuk melepas penat di akhir pekan karena memang hampir tidak ada twist mengejutkan sepanjang durasinya. Kredit khusus kuberikan untuk satu adegan menjelang akhir yang jelas-jelas menyindir The Twilight Saga. Haha, bahkan penggambaran drakula di film anak-anak jauh lebih bagus ketimbang Twilight!


Berita terbaru sih, film ini bakal disekuelkan pada 2014 mendatang. Aku harap Sony bakal lebih fokus ke pengembangan plot dan membuang tambahan aksi atau humor yang tidak terlalu penting. Kalau bisa sih, nyindir Twilightnya lebih kejam lagi, haha.



So, nilai yang kuberikan untuk Hotel Transylvania, mentok di 7,5/10 saja.
 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar